::..Berdasarkan : Sathya - Dharma - Prema - Shanti - Ahimsa..::

WACANA

"AKU hadir dari dimensi kekosongan. Terakselerasi dalam ruang dan waktu menuntut kearifan. Jiwa-jiwa murni, kini terselubung ilusi".

SAI... Hadir untuk satu VISI, menyadari Ketuhanan di dalam diri.
SAI... Hadir untuk satu MISI, menyebarkan Ketuhanan dalam wujud Kasih di setiap makhluk.

Transformasi SAI :
Membuka selubung ilusi.
Transformasi SAI :
Membangun kesadaran Illahi.
Transformasi SAI :
Mengantarkanmu pada Sang diri.


Friday, April 10, 2009

SRI RAAMNAWAMI

Dari wacana Bhagawan pada hari Sri Raama Navami, 12-4-2000

SEMAYAMKAN ASAS RAAMA DI DALAM HATIMU


Setelah diselidiki manusia akan insaf bahwa amal, pengurbanan seperti yajna dan yaaga, kedudukan yang terhormat, kepatuhan pada kebenaran, upacara suci, atau bahkan sanaatana dharma, semuanya tidak berarti bila dibandingkan dengan asas kasih.

( Puisi bahasa Telugu ).

***** Baca Selanjutnya.......



Sunday, April 5, 2009

Kurir Istimewa

"Song Huo Zhe"

Suasana hari Jumat di sebuah kantor, tampak sebagian karyawan kurang bersemangat. Hal ini disebabkan karena sudah dekat waktunya para pegawai libur akhir pekan.

Hari itu, office boy kantor tersebut, tiba-tiba tidak masuk kerja. Padahal, ada kebutuhan mendesak untuk mengirim sejumlah dokumen penting ke relasi di luar kota, yang biasanya dikerjakan oleh si office boy tersebut. Demi menghemat waktu, maka kantor itu memutuskan menggunakan jasa kurir untuk mengirim dokumen penting tersebut.

Tak lama menunggu, nampak seseorang dari perusahaan jasa kurir yang ditugaskan datang untuk mengambil dokumen itu. Namun, sungguh pemandangan yang mengagetkan. Kurir yang datang adalah seorang yang cacat. Ia tidak mempunyai kaki. Kedua penyangga tubuhnya bunting hingga sebatas lutut. Untuk berjalan, ia menggunakan bantuan papan yang diberi roda kecil untuk menopang tubuhnya. Dengan papan itu, ia bisa berjalan sambil mengayunkan tangan. Papan itu juga berfungsi untuk menaruh barang yang akan dikirimkan oleh pelanggan jasa kurir tempatnya bekerja.

Melihat kondisi sang kurir, orang-orang di kantor itu spontan keheranan. Ada yang merasa kasihan, namun ada pula yang mengungkapkan kejengkelannya. Jengkel pada perusahaan kurir, mengapa orang cacat yang dikirim untuk tugas seperti itu. Namun, mereka juga merasa kasihan melihat perjuangan si cacat karena harus bersusah payah demi hidupnya.

Tapi, rasa kasihan itu segera berubah menjadi rasa kagum sekaligus hormat. Rasa itu muncul ketika salah satu pegawai menawarkan bantuan untuk mengambilkan dokumen yang akan dikirim yang kebetulan masih berada di lantai dua.

"Mas, tunggu di sini saja, biar saya yang ke atas menggambilkan dokumennya untuk Mas…. Kasihan kan, mas harus mengambil ke lantai dua," sebut pegawai itu.
"Jangan ..jangan, Pak. Biar saya sendiri yang mengambil ke atas. Sudah biasa kok. Tak perlu merepotkan Bapak. Tapi, terima kasih atas kebaikannya," jawab kurir itu.

"Nggak kok…tidak apa-apa. Tidak merepotkan. Mas tunggu di sini saja, sebentar lagi saya ambilkan ke atas...," sergah si pegawai.
"Maaf, Pak. Bukan saya tidak mau dibantu. Tapi ini sudah tugas saya, dan saya juga sudah biasa kok. Lagi pula, kalau setiap orang membantu saya, malah saya nanti jadi pemalas dan tidak bisa berbuat apa-apa karena terbiasa menggantungkan diri pada bantuan orang lain," sebutnya lugu, tanpa bermaksud mengada-ada.

Tak lama kemudian, ia pun segera memulai aksinya mengayunkan tangan dengan lincah, mendorong tubuhnya menaiki tangga satu per satu.

Pegawai yang menyaksikan kejadian itu pun terdiam dalam kekaguman. Orang cacat itu telah memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga. Meskipun cacat, dia tidak ingin dikasihani. Meski punya kekurangan, dia memiliki semangat juang yang luar biasa untuk bekerja dan mandiri.

Kejadian itu, sungguh membuat sebagian pegawai yang tadinya bermalas-malasan merasa malu. Sebab, mereka yang bertubuh normal merasa kalah semangatnya dengan orang yang bertubuh cacat. Maka, semua pekerja di kantor itu pun segera bergegas untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya, kali ini dengan semangat yang menggebu-gebu.

Pada kondisi dan hal-hal tertentu, mungkin kita membutuhkan bantuan orang lain. Bahkan, kita tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Sebab, kehidupan di antara manusia merupakan hidup saling ketergantungan satu sama lain.

Namun, kita akan menjadi lemah kalau kita hidup hanya dengan menunggu, apalagi menggantungkan belas kasihan orang lain. Ingat!

"Ren de Ben Zhi"

Jati diri manusia ditandai dengan keberanian bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Maka, bagaimanapun dan apa pun kondisi kita saat ini, kita harus mampu belajar dan membangun sikap mental kemandirian. Dengan begitu, keberadaan kita di dunia ini akan mempunyai nilai tersendiri.



Monday, February 2, 2009

CINTA TANPA SYARAT

Sebuah renungan, Semoga bermanfaat.



MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT
???


Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal Dan Investment,
Beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia .
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca Dan dihayati.

Friday, January 30, 2009

Tangan SANG AVATAR

Kita tidak dapat membayangkan betapa senangnya Swami bila sedang memberikan sesuatu. Bila menyaksikan hal itu, sulit melukiskannya dengan kata-kata. Tidak hanya penerimaannya, Swami pun kelihatan luar biasa gembira. Seperti itulah sifat Ibu Sai. Tangan Beliau selalu memberi, dan memberi tanpa henti.

Kita harus mencamkan amanat Bhagavan mengenai topik ini, "Perbuatan yang baik harus segera dilaksanakan. Apapun yang hendak Kulakukan, langsung Kulakukan. Apapun yang akan Kuberikan, segera Kuberikan. Ada orang-orang yang berjanji di atas mimbar bahwa mereka akan memberikan sumbangan seratus ribu rupi (kira-kira 25 juta rupiah). Namun di rumah, begitu istrinya bertanya, "Darimana datangnya uang sebanyak itu?" ia lalu membatalkan niatnya. Dalam hal ini engkau harus memperhatikan satu hal yang penting. Bila engkau memberi, engkau akan mendapat. Berilah, maka engkau akan diberi. Berilah, maka engkau akan kontak dengan sumber yang tiada habisnya. Bersamaan dengan itu, karmamu juga akan habis. Bila karmamu sudah habis, tidak akan ada kelahiran lagi."

"Draupadi mengoyak pinggiran sarinya dan mengikatkannya pada jari Sri Krishna untuk menghentikan pendarahan pada luka di tanganNya. Sebagai ganjarannya, ketika Draupadi akan ditelanjangi di istana Kaurava, Krishna memberinya rangkaian sari yang tiada habisnya. Kaum bijak waskita kita menyatakan, tyagenaike amrtattvamanashuh, artinya "hanya pengorbananlah yang membawa (manusia) menuju keabadian". Oleh : Prof. Anil Kumar Kamaraju



Wednesday, January 28, 2009



Foto SSG dan SDG se Bali



Selamat kami ucapkan kepada Kornas Youth, yang telah me-launching Kaset dan CD "GOLDEN YOUTH". Semoga kreativitas dalam bentuk karya seni demi menggugah dan membangkitkan semangat Jiwa Rohani umat manusia terus ditingkatkan. Mendengar alunan music yang bernuansa spiritual, semoga perjalanan kita di jalan Spiritual terasa lebih menyenangkan.
Jay Sairam.......