Kita tidak dapat membayangkan betapa senangnya Swami bila sedang memberikan sesuatu. Bila menyaksikan hal itu, sulit melukiskannya dengan kata-kata. Tidak hanya penerimaannya, Swami pun kelihatan luar biasa gembira. Seperti itulah sifat Ibu Sai. Tangan Beliau selalu memberi, dan memberi tanpa henti.
Kita harus mencamkan amanat Bhagavan mengenai topik ini, "Perbuatan yang baik harus segera dilaksanakan. Apapun yang hendak Kulakukan, langsung Kulakukan. Apapun yang akan Kuberikan, segera Kuberikan. Ada orang-orang yang berjanji di atas mimbar bahwa mereka akan memberikan sumbangan seratus ribu rupi (kira-kira 25 juta rupiah). Namun di rumah, begitu istrinya bertanya, "Darimana datangnya uang sebanyak itu?" ia lalu membatalkan niatnya. Dalam hal ini engkau harus memperhatikan satu hal yang penting. Bila engkau memberi, engkau akan mendapat. Berilah, maka engkau akan diberi. Berilah, maka engkau akan kontak dengan sumber yang tiada habisnya. Bersamaan dengan itu, karmamu juga akan habis. Bila karmamu sudah habis, tidak akan ada kelahiran lagi."
Kita harus mencamkan amanat Bhagavan mengenai topik ini, "Perbuatan yang baik harus segera dilaksanakan. Apapun yang hendak Kulakukan, langsung Kulakukan. Apapun yang akan Kuberikan, segera Kuberikan. Ada orang-orang yang berjanji di atas mimbar bahwa mereka akan memberikan sumbangan seratus ribu rupi (kira-kira 25 juta rupiah). Namun di rumah, begitu istrinya bertanya, "Darimana datangnya uang sebanyak itu?" ia lalu membatalkan niatnya. Dalam hal ini engkau harus memperhatikan satu hal yang penting. Bila engkau memberi, engkau akan mendapat. Berilah, maka engkau akan diberi. Berilah, maka engkau akan kontak dengan sumber yang tiada habisnya. Bersamaan dengan itu, karmamu juga akan habis. Bila karmamu sudah habis, tidak akan ada kelahiran lagi."
"Draupadi mengoyak pinggiran sarinya dan mengikatkannya pada jari Sri Krishna untuk menghentikan pendarahan pada luka di tanganNya. Sebagai ganjarannya, ketika Draupadi akan ditelanjangi di istana Kaurava, Krishna memberinya rangkaian sari yang tiada habisnya. Kaum bijak waskita kita menyatakan, tyagenaike amrtattvamanashuh, artinya "hanya pengorbananlah yang membawa (manusia) menuju keabadian". Oleh : Prof. Anil Kumar Kamaraju
No comments:
Post a Comment